Previous chapter:
Chapter 19: – Jerat Tak Terlihat
Next chapter:
Chapter 21: – Luka yang Tak Terlihat
PREVIEW
... jutkan perjalanan. Rasa perih di bahunya masih tersisa, namun ia memaksakan diri untuk tetap kuat. Varrok sesekali meliriknya dengan khawatir, tetapi Kaelen hanya membalas dengan anggukan tegas. Ia tahu, kelemahan sedikit saja bisa menjadi celah yang dimanfaatkan musuh.
Di depan mereka terbentang jalur sempit di tepi tebing. Di bawahnya, sungai deras mengalir, suaranya bergemuruh. Kabut tipis membatasi pandangan, membuat setiap langkah harus dihitung cermat. Udara dingin menusuk, menamba ...
YOU MAY ALSO LIKE